Apa Perbedaan Antara RB 26 dan LB 52?

Apa Perbedaan Antara RB 26 dan LB 52

Pertanyaan “Perbedaan Antara RB 26 dan LB 52” muncul ketika welder, QC, dan purchaser perlu memilih elektroda yang paling aman, efisien, dan sesuai WPS. Keduanya sama sama keluaran KOBELCO untuk baja karbon, namun RB-26 ditujukan untuk lembaran dan pelat tipis dengan kemudahan di semua posisi, sedangkan keluarga LB-52 berfokus pada sambungan struktural dan pipa dengan kontrol hidrogen yang ketat. Pilihan yang tepat akan meminimalkan risiko cacat, mempercepat progres, dan menjaga biaya tetap rasional. Perbedaan Antara RB 26 dan LB 52 Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara RB 26 dan LB 52 yang kamu harus ketahui, yaitu: 1. Klasifikasi AWS RB-26: diklasifikasikan sebagai AWS A5.1 E6013 tipe rutile. Artinya level kekuatan tarik pada kelas 60 ksi dengan karakter busur ramah pengguna dan slag mudah terkelupas. LB-52: anggota keluarga low hydrogen basic yang tercantum sebagai AWS A5.1 E7016 pada daftar resmi KOBELCO. Varian terkait dalam keluarga ini antara lain LB-52U yang juga E7016 untuk root pipa, serta LB-52-18 yang E7018 untuk struktur berat. 2. Kegunaan Utama RB-26: difavoritkan untuk butt dan fillet pada pelat tipis, dengan usability sangat baik di semua posisi termasuk vertical down. Cocok untuk fabrikasi umum, bodi ringan, hingga pekerjaan perawatan harian. LB-52 family: dirancang untuk struktur, jembatan, pressure vessel, dan pipa di kelas baja 490 MPa, menekankan ketangguhan dan ketahanan retak berkat kontrol hidrogen. LB-52U unggul untuk one side welding pada pipa, sementara LB-52-18 dioptimalkan untuk struktur berat dengan performa arus AC atau DCEP yang baik. 3. Kekuatan Tarik (level klasifikasi) RB-26 / E6013: kelas 60 ksi yang memadai untuk konstruksi ringan dan menengah pada baja karbon. LB-52 / E7016 dan LB-52-18 / E7018: kelas 70 ksi, sesuai untuk baja 490 MPa dan aplikasi struktural yang menuntut margin ketangguhan lebih tinggi. 4. Arus dan Polaritas RB-26: AC, DCEP, DCEN, memberi fleksibilitas setelan mesin dan kemudahan adaptasi di lapangan. LB-52U: AC atau DCEP dengan stabilitas busur sangat baik pada arus relatif rendah untuk root pipa. LB-52-18: AC atau DCEP untuk struktur. 5. Redrying atau Pengeringan Ulang RB-26: disiplin redrying 70–100°C selama 0,5–1 jam, karena bukan elektroda low hydrogen sehingga kontrol hidrogen tidak seketat tipe basic. Cocok untuk gudang umum dengan kelembapan terkelola. LB-52 family: wajib disiplin 300–350°C selama 0,5–1 jam untuk menjaga difusible hydrogen rendah dan mencegah retak hidrogen, terutama pada pipa dan struktur tebal. 6. Catatan Posisi Las RB-26: secara eksplisit mendukung vertical down, keunggulan khas E6013 rutile untuk pekerjaan cepat pada pelat tipis dan sambungan posisi menurun. LB-52 family: fokus pada all position tanpa vertical down untuk kontrol kolam yang stabil di pekerjaan kritikal. Kawat las KOBE LB-52U menonjol pada one side welding pipa, sedangkan LB-52-18 menyasar butt dan fillet struktur berat. Baca Juga : Cara Memilih Ukuran Kawat Las RB-26 Ringkasnya Apa perbedaan Antara RB 26 dan LB 52? Kawat las KOBE RB-26 E6013 untuk pelat tipis, busur ramah, vertical down, slag mudah lepas, redrying rendah, produktif dan rapi. LB 52 E7016 untuk struktur dan pipa, kekuatan 70 ksi, low hydrogen, ketangguhan tinggi, perlu redrying 300 sampai 350 derajat, pilih sesuai WPS dan tebal. Kesimpulan Ringkasnya, Perbedaan Antara RB 26 dan LB 52 terletak pada tipe fluks, kelas kekuatan, disiplin hidrogen, posisi, serta kebutuhan redrying. RB-26 adalah E6013 rutile yang sangat ramah operator, fleksibel di berbagai polaritas, dan unggul pada pelat tipis termasuk vertical down. Keluarga LB-52 adalah low hydrogen basic di kelas 70 ksi untuk struktur dan pipa, menuntut redrying 300–350°C serta kontrol penyimpanan yang ketat agar ketangguhan dan ketahanan retak terjaga. Jika pekerjaan Anda berfokus pada produktivitas rapi di pelat tipis, mulai dari RB-26. Jika Anda menangani pipa atau struktur 490 MPa dan membutuhkan integritas sambungan tinggi, pilih varian LB-52 yang sesuai seperti LB-52U untuk root pipa atau LB-52-18 untuk struktur berat. Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan produk kawat las kobe, bisa langsung menghubungi kami melalui layanan kontak yang telah kami sediakan.

Apa Itu AWS dalam Pengelasan yang Penting Untuk Kualitas Las

apa itu aws dalam pengelasan

Dalam dunia pengelasan profesional, istilah AWS sering muncul di kode kawat las seperti E7016 atau E309L-16. Namun, banyak welder dan teknisi baru yang belum benar-benar memahami apa arti AWS dan perannya dalam menjamin kualitas hasil las. Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap tentang apa itu AWS dalam pengelasan, fungsinya, serta bagaimana standar ini digunakan dalam industri dan produk-produk KOBELCO yang produksi oleh PT Intan Pertiwi Industri. Apa Itu AWS dalam Pengelasan? AWS adalah singkatan dari American Welding Society, yaitu lembaga internasional asal Amerika Serikat yang menetapkan standar dan klasifikasi untuk berbagai proses dan material pengelasan. Didirikan sejak tahun 1919, AWS berfungsi untuk memastikan bahwa produk kawat las, prosedur pengelasan, serta hasil sambungan las memiliki konsistensi mutu yang bisa diukur dan diakui secara global. Dalam konteks elektroda atau kawat las, standar AWS digunakan untuk menandai jenis logam, kekuatan tarik, posisi las, dan sifat flux. Contohnya: E7016 E → Elektroda untuk SMAW 70 → Kekuatan tarik 70.000 psi 1 → Dapat digunakan di semua posisi 6 → Jenis flux low hydrogen Dengan standar ini, setiap welder di seluruh dunia dapat memahami karakteristik kawat las hanya dari kode AWS tanpa harus mencoba satu per satu. Untuk memahami lebih dalam cara membaca kode seperti E7016, kamu bisa lihat penjelasan lengkap di artikel Arti Kode Elektroda E7016. Fungsi dan Kelebihan Standar AWS Mengapa AWS penting dalam pengelasan? Berikut fungsi utamanya yang menjadi dasar kualitas di setiap proyek industri: Menjamin Konsistensi Mutu Setiap elektroda yang mematuhi AWS memiliki spesifikasi mekanis dan kimia yang sama, meski diproduksi oleh pabrikan berbeda. Contoh: KOBELCO LB-52 (E7016) dan merek lain dengan kode sama akan memiliki parameter kerja yang serupa. Memudahkan Pemilihan Material Insinyur dapat menentukan kawat las yang sesuai dengan material dasar, posisi, dan kekuatan yang dibutuhkan hanya dengan melihat kode AWS. Mendukung Audit dan Sertifikasi Dalam proyek EPC, migas, atau konstruksi berat, AWS menjadi acuan wajib dalam Welding Procedure Specification (WPS) dan Procedure Qualification Record (PQR). Meningkatkan Keamanan dan Reputasi Dengan mengikuti standar AWS, risiko kegagalan sambungan dapat ditekan, sekaligus meningkatkan kepercayaan klien terhadap hasil kerja. Berdasarkan pengalaman tim INTIWI, produk berstandar AWS seperti KOBELCO LB-52U (E7016) dan RB-26 (E6013) memberikan hasil manik las yang stabil, bersih, dan minim porositas saat diuji di workshop internal. Struktur dan Contoh Klasifikasi AWS Berikut tabel contoh interpretasi kode AWS A5.1 untuk elektroda baja karbon: Kode Elektroda Arti Simbol Penjelasan E Elektroda Untuk proses SMAW (Shielded Metal Arc Welding) 70 Kekuatan tarik 70.000 psi Menunjukkan kekuatan logam las 1 Semua posisi Dapat digunakan di posisi flat, horizontal, vertical, overhead 6 Jenis flux basic (low hydrogen) Cocok untuk arus AC/DC dengan hasil manik halus Selain A5.1 (baja karbon), AWS juga memiliki seri standar lain: A5.4 → Elektroda stainless steel (contoh: E309L-16, E316-16) A5.5 → Elektroda baja paduan rendah (low alloy) A5.18 → Solid wire untuk MIG (G3Si1, ER70S-6) A5.20 → Flux-cored wire (E71T-1C, E71T-12) Dengan memahami seri ini, seorang welder bisa langsung mengetahui kategori material yang sedang ia gunakan. Panduan Penggunaan Standar AWS di Lapangan Agar penerapan standar AWS benar-benar efektif, berikut beberapa tips praktis dari pengalaman tim teknis INTIWI: Baca Kode Lengkap di Kemasan Setiap kemasan elektroda atau kawat las mencantumkan kode AWS dan nomor lot produksi. Pastikan sesuai dengan WPS proyek. Simpan Elektroda Sesuai Panduan Produk dengan kode low hydrogen seperti E7016 atau E7018 wajib disimpan di holding oven 100–150°C agar tidak menyerap kelembapan. Gunakan Arus dan Polaritas Tepat Cek datasheet AWS atau rekomendasi pabrikan (misal: KOBELCO) untuk menentukan arus (AC/DC+ atau DC−) dan rentang ampere optimal. Lakukan Pengujian Ulang (Requalification) Jika material atau proses berubah, lakukan tes ulang sesuai panduan AWS D1.1 (untuk baja karbon) atau AWS D1.6 (untuk stainless). Perbandingan AWS dengan Standar Lain Standar Asal Fokus Penggunaan Catatan Penting AWS (American Welding Society) AS Spesifikasi elektroda dan prosedur las global Paling umum di industri migas dan konstruksi JIS (Japanese Industrial Standard) Jepang Detail material dan metode pengujian Banyak dipakai pada produk KOBELCO ISO (International Organization for Standardization) Internasional Integrasi berbagai standar Umumnya digunakan untuk proyek lintas negara Sebagian besar produk KOBELCO memiliki dua label standar (AWS + JIS) untuk memastikan kompatibilitas di berbagai pasar industri. Rekomendasi & Kesimpulan Standar AWS bukan sekadar kode teknis, melainkan bahasa universal yang menyatukan welder, engineer, dan produsen di seluruh dunia. Dengan memahami arti setiap kode AWS, Anda dapat memilih kawat las yang tepat, menghindari kesalahan pemakaian, dan menjaga kualitas hasil pengelasan. Bagi tim PT Intan Pertiwi Industri, penerapan standar AWS adalah komitmen terhadap kualitas, keamanan, dan keandalan setiap produk KOBELCO yang kami distribusikan. FAQ – Tentang AWS dalam Pengelasan Apa fungsi utama AWS dalam pengelasan?Untuk memastikan mutu, kekuatan, dan keamanan hasil pengelasan sesuai standar internasional yang bisa diakui di seluruh dunia. Apakah semua kawat las wajib berstandar AWS?Tidak wajib, tetapi sangat disarankan. Produk berstandar AWS lebih mudah disertifikasi dan dipercaya di proyek industri. Bagaimana cara membaca kode AWS seperti E7016?Huruf dan angka menunjukkan fungsi elektroda, kekuatan tarik, posisi las, dan jenis flux. Contohnya, E7016 = elektroda 70.000 psi, semua posisi, low hydrogen.

Ukuran Kawat Las untuk Besi Tipis dan Rekomendasi Kawat Las

Ukuran kawat las untuk besi tipis

Mengerti kebutuhan lapangan saat bekerja dengan plat tipis itu krusial. Ukuran kawat las untuk besi tipis menentukan seberapa stabil kolam, seberapa besar risiko tembus, dan seberapa rapi hasil akhir. Di panduan ini kamu akan menemukan rekomendasi diameter yang aman, kisaran arus awal yang realistis, serta pilihan proses MIG TIG SMAW yang paling masuk akal untuk ketebalan 0,8 sampai 3,0 mm. Tujuannya jelas yaitu sambungan kuat rapi dan minim distorsi. Mengelas besi tipis butuh kendali panas yang halus agar tidak tembus, tidak melengkung, dan tetap rapi. Kunci utamanya adalah memilih ukuran kawat atau elektroda yang kecil, arus yang rendah, serta teknik gerak yang menjaga kolam tetap mungil. Panduan ini merangkum ukuran yang disarankan untuk plat 0,8 sampai 3,0 mm berikut produk yang relevan di lini baja karbon dan stainless. Apa itu Kawat Las? Kawat las adalah bahan pengisi yang meleleh untuk membentuk sambungan. Pada proses SMAW disebut elektroda, sedangkan pada MIG MAG dan TIG disebut wire atau filler. Ukurannya menentukan besarnya kolam, laju isi, dan kebutuhan arus. Untuk plat tipis, ukuran kecil membantu menekan heat input sehingga risiko tembus berkurang. Sebelum memilih diameter untuk pelat tipis, pahami dulu fungsi elektroda las karena jenis pelapis dan karakter busur memengaruhi panas masuk, kendali kolam, serta efisiensi pemakaian kawat. Ukuran Kawat Las untuk Besi Tipis Mild steel karbon biasa Gunakan elektroda rutile atau basic berdiameter kecil agar panas terkendali. Mulai dari arus rendah lalu naik perlahan sampai fusi tampak baik. Ketebalan plat Diameter yang disarankan Arus kisaran 0,8 sampai 1,0 mm 2,0 mm 35 sampai 55 A 1,0 sampai 1,6 mm 2,0 mm 45 sampai 65 A 1,6 sampai 2,3 mm 2,0 mm atau 2,6 mm 55 sampai 75 A untuk 2,0 mm, 65 sampai 80 A untuk 2,6 mm 2,0 sampai 3,0 mm 2,6 mm 70 sampai 90 A Rincian per ketebalan 0,8 sampai 1,0 mm Untuk ketebalan setipis ini, MS 77 dan RB 26 adalah pilihan yang aman. Karakter rutile 6013 cenderung lebih jinak di plat tipis. Jaga setelan dan teknik agar ringan. Pasang tack rapat. Gerak pendek. Sudut kecil. Celah sekecil mungkin. Tujuannya kolam tetap mungil dan tidak tembus. Lihat Produk : Kawat Las MS 77 1,0 sampai 1,6 mm Masih nyaman dengan MS 77 atau RB 26. Utamakan stringer bead agar panas tidak menumpuk. Simpan arc sependek mungkin. Bila perlu, gunakan vertical down untuk membantu menahan input panas. Hasilnya lebih rapi dan risiko distorsi menurun. Lihat Produk : Kawat Las RB 26 1,6 sampai 2,3 mm Di rentang ini, Anda bisa memilih MS 77, RB 26, atau LB 26. Tentukan diameter sesuai kondisi kerja. Ambil 2,0 mm bila material mudah tembus. Beralih ke 2,6 mm bila butuh isi sedikit lebih cepat. Kuncinya tetap sama yaitu kontrol panas dan tempo gerak yang stabil. 2,0 sampai 3,0 mm Untuk produktivitas yang seimbang, kombinasi RB 26, LB 26, atau LB 52 berjalan baik. 2,6 mm biasanya paling aman. Panas tidak berlebih tetapi laju isi tetap terjaga. 3,2 mm hanya dipakai bila mesin benar benar stabil di arus rendah dan tangan sudah sangat terkontrol. Targetkan bead lurus dan pendek agar bentuk sambungan konsisten. Lihat Produk : Kawat Las LB 52 Stainless Steel Tipis Jika harus SMAW pada plat stainless tipis, gunakan seri NC dengan diameter terkecil untuk menekan panas. Untuk nilai estetika tinggi dan kontrol distorsi, proses TIG tetap menjadi pilihan utama. Ketebalan plat Diameter yang disarankan Arus kisaran 0,8 sampai 1,5 mm 2,0 mm 30 sampai 50 A 1,5 sampai 3,0 mm 2,0 mm atau 2,6 mm 40 sampai 60 A untuk 2,0 mm, 55 sampai 75 A untuk 2,6 mm 0,8 sampai 1,5 mm Gunakan seri NC 36L 308L, NC 38L 316L, atau NC 39L 309L sesuai jenis base metal. Jaga panas serendah mungkin. Buat jalur pendek. Beri jeda agar material sempat dingin. Jika mengejar tampilan yang sangat rapi, TIG biasanya lebih ideal berkat kontrol kolam yang halus. Lihat Produk : Kawat Las NC 36L 1,5 sampai 3,0 mm Pilih NC 36L, NC 38L, atau NC 39L. Utamakan diameter 2,0 mm ketika risiko tembus masih tinggi. Beralih ke 2,6 mm jika butuh laju isi lebih cepat dan material sudah cukup kaku. Tetap jaga tempo gerak, panjang arc, dan urutan las agar panas tersebar merata. Lihat Produk : Kawat Las NC 38L Catatan pemilihan paduan Untuk base metal tipe 304 pilih 308L. Untuk 316 pilih 316L. Untuk sambungan beda logam atau transisi ke baja karbon pilih 309L. Lihat Produk : Kawat Las NC 39L Jenis Kawat Las untuk Plat Tipis 1. Kawat Las RB-26 Kobe RB-26 adalah elektroda rutil yang terkenal mudah dinyalakan ulang, kolam las jinak, dan manik rapi—pas untuk pelat tipis yang butuh kontrol panas ketat. Cocok untuk pekerjaan bengkel harian hingga fabrikasi ringan yang mengejar hasil bersih dengan risiko tembus rendah. Pakai diameter kecil untuk start aman, lalu naikkan arus perlahan sesuai respon material. 2. Kawat Las MS-77 Kobe MS-77 dirancang untuk finishing yang lebih halus pada pelat tipis. Karakter busurnya stabil, slag mudah terkelupas, dan tampilan manik cenderung bersih sehingga pekerjaan rapi tanpa banyak rework. Ideal untuk panel, bracket tipis, dan sambungan yang menuntut estetika. Untuk sambungan kuat dan rapi pada profil galvanis, baca juga kawat las untuk besi hollow galvanis. Kesimpulan Kesimpulannya, Ukuran kawat las untuk besi tipis sebaiknya kecil agar panas terkontrol dan tidak tembus. Untuk plat 0,8 sampai 3,0 mm gunakan MIG wire 0,8 mm, TIG filler 1,0 sampai 1,6 mm, atau SMAW elektroda 2,0 mm dan 2,6 mm sesuai kebutuhan. Mulai dari arus rendah lalu naik perlahan, jaga arc pendek, pakai stringer bead, dan lakukan uji pada kupingan bahan. Untuk stainless pilih seri paduan yang tepat seperti 308L, 316L, atau 309L dengan diameter terkecil. Dengan setelan ini hasil las rapi, kuat, dan risiko distorsi menurun. FAQs 1) Berapa ukuran kawat/elektroda yang aman untuk pelat 0,8–3,0 mm?Untuk mild steel tipis, gunakan MIG wire 0,8 mm, TIG filler 1,0–1,6 mm, dan SMAW elektroda 2,0–2,6 mm. Mulai dari ukuran terkecil untuk menjaga kolam mungil dan panas rendah, lalu naikkan diameter bila material cukup kaku atau butuh laju isi lebih cepat. 2) Berapa kisaran arus awal yang realistis

Fungsi Elektroda Las: Inti, Salutan, dan Pengaruh pada Hasil Las

fungsi elektroda las

Pelajari Fungsi Elektroda Las beserta peran inti dan salutan, pengaruh pada posisi las, rentang arus yang disarankan, dan cara mencegah cacat umum. Elektroda adalah pusat kendali dalam proses pengelasan busur listrik manual. Kualitas sambungan sangat dipengaruhi oleh apa yang terjadi di ujung elektroda saat busur menyala. Artikel ini membahas fungsi inti elektroda serta fungsi salutan, dampaknya pada posisi las, cara memilih elektroda sesuai proyek, hingga panduan arus praktik dan troubleshooting. Tujuannya agar welder, supervisor, dan engineer memahami sebab akibat di balik permukaan manik las yang rapi, kuat, dan bebas cacat. Apa Itu Elektroda Las untuk SMAW? Pada proses SMAW, elektroda terdiri dari inti kawat logam dan salutan yang menyelimuti bagian luar. Inti memasok logam pengisi. Salutan bertugas menjaga kestabilan busur, melindungi kolam las dari gangguan atmosfer, dan membantu reaksi metalurgi yang sehat. Kombinasi komposisi inti dan salutan menentukan karakter busur, kemudahan operasi, penembusan, kecepatan, serta penampilan terak dan manik. Peran Inti dan Salutan Inti menyuplai logam ke sambungan, memengaruhi kekuatan, ketangguhan, dan kecocokan komposisi dengan logam dasar. Salutan menghasilkan gas pelindung, membentuk terak, menstabilkan busur, mengikat oksida, menambahkan unsur paduan, dan mengelola kadar hidrogen yang berdifusi. Fungsi Elektroda Las Fungsi elektroda las menentukan kualitas sambungan sejak busur pertama menyala. Di dalamnya ada peran inti yang memasok logam pengisi dan ada peran salutan yang menstabilkan busur, melindungi kolam, serta membantu reaksi metalurgi. Bagian ini menjelaskan peran elektroda dalam membentuk kualitas sambungan sejak busur pertama menyala. Di dalam satu batang, inti memasok logam pengisi sementara salutan mengatur stabilitas busur, melindungi kolam, dan membantu reaksi metalurgi agar manik rapi serta kuat. Untuk memudahkan pemahaman, pembahasan dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu fungsi inti elektroda dan fungsi salutan elektroda yang bersama sama menentukan penembusan, kontrol kolam, produktivitas, dan ketahanan terhadap cacat. 4 Fungsi Inti Elektroda Transfer logam pengisi yang konsisten sehingga celah terisi terkendali. Menentukan komposisi hasil las agar sifat mekanik sesuai kebutuhan pekerjaan. Menjadi konduktor arus yang andal sehingga busur menyala stabil. Mengatur laju peleburan yang berpengaruh pada kecepatan kerja dan kontrol kolam. 7 Fungsi Salutan Elektroda Membentuk gas pelindung yang mengusir oksigen dan nitrogen dari kolam las. Membentuk terak yang menutup kolam, memperlambat pendinginan, dan memudahkan pembersihan. Menstabilkan busur sehingga penyalaan dan keberlanjutan busur halus serta mudah diawasi. Mengikat oksida dan pengotor melalui reaksi deoksidasi sehingga manik lebih bersih. Menambah unsur paduan untuk menyesuaikan sifat mekanik serta ketahanan aus atau korosi. Mengatur ionisasi agar aliran arus dan stabilitas busur terjaga. Mengendalikan kelembapan untuk menekan kandungan hidrogen yang dapat memicu retak. Jenis Salutan Elektroda dan Dampaknya pada Hasil Las Rutile untuk kemudahan operasi sehari hari Contoh yang populer adalah kawat las RB 26. Rutile dikenal mudah dinyalakan kembali, memiliki tampilan manik halus, slag relatif mudah terkelupas, dan cocok untuk banyak aplikasi fabrikasi umum. Cocok untuk pengelasan posisi datar dan horizontal serta dapat dipakai pada vertikal dengan teknik yang tepat. Low hydrogen untuk ketahanan retak pada material menantang Seri LB seperti kawat las LB 52, kawat las LB 52 18, dan kawat las LB 52U dirancang untuk menekan hidrogen yang berdifusi. Keunggulannya terasa pada material tebal dan kekuatan tinggi yang rentan retak daerah pengaruh panas. Pengeringan dan penyimpanan yang benar sangat penting agar manfaat rendah hidrogen tetap terjaga. Selulosa untuk penetrasi tinggi dan kecepatan Elektroda selulosa seperti 6010 terkenal dengan penetrasi tajam dan cocok untuk pipa terutama gerak vertikal turun. Karakter busurnya lincah dan cepat, namun memerlukan keterampilan pengendalian kolam yang baik. Pengaruh Fungsi Elektroda terhadap Posisi Las Datar dan horizontal Rutile memberi permukaan manik rapi dan slag mudah lepas. Low hydrogen memberikan sifat mekanik yang unggul pada struktur kritis. Vertikal naik dan vertikal turun Vertikal naik memerlukan kontrol kolam yang baik serta salutan yang membantu penyanggaan kolam. Low hydrogen sering dipilih untuk sambungan kritis. Vertikal turun mengutamakan kecepatan, selulosa unggul di sini. Di atas kepala Dibutuhkan kolam yang terkendali dan slag yang tidak mengganggu pandangan. Low hydrogen dan rutile bisa bekerja dengan baik jika arus dan teknik diatur tepat. Cara Memilih Elektroda Sesuai Material dan Tujuan Proyek Baja karbon dan kekuatan menengahRutile seperti RB 26 ideal untuk fabrikasi umum dan pekerjaan harian yang menuntut kecepatan dan kerapian. Material tebal atau kekuatan tinggiPilih low hydrogen seperti LB 52, LB 52 18, atau LB 52U untuk mereduksi risiko retak akibat hidrogen. Sertakan prosedur pemanasan awal saat dibutuhkan. Pipa dan aplikasi lapangan yang menuntut kecepatanSelulosa seperti 6010 menyajikan penetrasi tinggi dan progres cepat, khususnya pada vertikal turun. Pertimbangan produktivitas vs kualitas tertinggiJika target utama adalah produktivitas, fokus pada gerak yang cepat dan selulosa. Jika target utama adalah sifat mekanik dan ketahanan retak, utamakan low hydrogen. Rekomendasi Arus Praktik per Tipe dan Diameter Gunakan nilai awal yang masuk akal, lalu sesuaikan dari tampilan kolam, suara busur, dan ketebalan benda kerja. Nilai berikut adalah rentang umum untuk mesin dan kabel yang sehat. Satuan arus dalam ampere. Kawat Las RB 26 Diameter 2,6 milimeter Datar dan horizontal: 60 sampai 85 Vertikal naik: 60 sampai 85 Di atas kepala: 65 sampai 85 Diameter 3,2 milimeter Datar dan horizontal: 80 sampai 110 Vertikal naik: 80 sampai 110 Di atas kepala: 85 sampai 110 Diameter 4 milimeter Datar dan horizontal: 105 sampai 140 Vertikal naik: 100 sampai 130 Di atas kepala: 95 sampai 130 Kawat Las LB 52 18 Diameter 2,6 milimeter Datar dan horizontal: 70 sampai 90 Vertikal naik: 65 sampai 85 Di atas kepala: 70 sampai 90 Diameter 3,2 milimeter Datar dan horizontal: 90 sampai 115 Vertikal naik: 80 sampai 110 Di atas kepala: 90 sampai 115 Diameter 4 milimeter Datar dan horizontal: 120 sampai 150 Vertikal naik: 105 sampai 140 Di atas kepala: 100 sampai 135 Kawat Las Kelas 6010 Diameter 3,2 milimeter Datar dan horizontal: 80 sampai 105 Vertikal turun: 80 sampai 105 Vertikal naik: 85 sampai 105 Di atas kepala: 85 sampai 105 Catatan penting Mulai dari tengah rentang lalu naik atau turun sedikit demi sedikit. Jaga jarak busur pendek untuk rutile dan low hydrogen. Untuk selulosa pada vertikal turun, pertahankan gerak halus dan konsisten. Pastikan kabel massa bersih, penjepit kencang, dan sambungan listrik tidak longgar. Troubleshooting Cepat: Gejala, Penyebab, Solusi Porositas pada manik Penyebab umum: kelembapan

Cara Memilih Ukuran Kawat Las RB-26 yang Benar

Cara Memilih Ukuran Kawat Las RB-26 yang Benar

Mengenal Kawat Las KOBELCO RB-26 Dalam dunia pengelasan, RB-26 merupakan salah satu jenis kawat las yang paling populer dan banyak digunakan, khususnya di Indonesia. Produk ini diproduksi oleh KOBELCO, brand global asal Jepang yang dikenal memiliki kualitas tinggi dan konsistensi hasil las. RB-26 adalah elektroda tipe rutile dengan karakteristik penyalaan mudah, slag yang gampang terkelupas, serta menghasilkan penampilan las yang halus. Karena itulah, kawat las ini menjadi pilihan utama untuk berbagai pekerjaan fabrikasi, konstruksi, hingga perbaikan plat tipis. Sebagai manufaktur kawat las KOBELCO, PT Intan Pertiwi Industri memastikan produk kawat las RB-26 tersedia dalam berbagai ukuran agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek. Mengapa Pemilihan Ukuran Kawat Las Penting? Banyak welder pemula yang masih bingung, kenapa ukuran kawat las harus diperhatikan. Faktanya, pemilihan ukuran elektroda sangat berpengaruh terhadap: Kualitas Sambungan Las – Jika ukuran tidak sesuai dengan ketebalan material, lasan bisa retak atau tidak menembus sempurna. Efisiensi Waktu & Biaya – Ukuran kawat yang tepat membuat proses lebih cepat, menghemat energi, dan mengurangi konsumsi kawat. Kemudahan Pengelasan – Ukuran yang sesuai memudahkan pengendalian busur, terutama bagi welder yang belum berpengalaman. Kesalahan memilih ukuran RB-26 dapat menyebabkan hasil las kurang kuat atau bahkan gagal fungsi, terutama pada proyek konstruksi. Varian Ukuran Kawat Las RB-26 yang Tersedia Kawat Las RB-26 Diameter 2.6 mm Ukuran ini cocok digunakan untuk material dengan ketebalan 2–4 mm. Biasanya dipakai pada: Perbaikan plat tipis Pekerjaan rumah tangga atau bengkel kecil Fabrikasi ringan seperti pagar, kanopi, dan konstruksi ringan Kelebihan: penyalaan mudah, cocok untuk pemula, penetrasi rendah sehingga meminimalisir risiko tembus pada plat tipis. Kawat Las RB-26 Diameter 3.2 mm Ini adalah ukuran paling populer karena bisa digunakan pada berbagai jenis pekerjaan. Cocok untuk ketebalan plat 4–8 mm. Aplikasinya meliputi: Konstruksi umum (bangunan, rangka baja ringan, peralatan pertanian) Fabrikasi menengah Perbaikan mesin dan alat sederhana Kelebihan: seimbang antara penetrasi, kecepatan, dan hasil akhir yang rapi. Diameter ini sering direkomendasikan sebagai “all-around size”. Kawat Las RB-26 Diameter 4.0 mm Ukuran ini digunakan untuk material di atas 8 mm, seperti: Fabrikasi berat Konstruksi jembatan dan struktur baja Pekerjaan industri dengan beban tinggi Kelebihan: memberikan penetrasi dalam, cocok untuk menyambung plat tebal, serta efisien dalam mengisi celah besar. Cara Memilih Ukuran Kawat Las RB-26 Dalam memilih ukuran kawat las RB-26, faktor utama yang perlu diperhatikan adalah ketebalan material serta jenis pengelasan. Semakin tebal material yang dilas, semakin besar pula diameter kawat yang dibutuhkan untuk menghasilkan penetrasi dan fusi yang optimal. Elektroda tipe RB ini juga dirancang fleksibel sehingga dapat digunakan pada posisi horizontal maupun di berbagai posisi pengelasan lainnya. Untuk mempermudah, berikut panduan praktis pemilihan: Plat tipis 2–4 mm → gunakan RB-26 2.6 mm Plat menengah 4–8 mm → gunakan RB-26 3.2 mm Plat tebal >8 mm → gunakan RB-26 4.0 mm Selain ketebalan material, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah posisi pengelasan. Untuk posisi vertikal atau overhead, biasanya welder lebih nyaman menggunakan kawat diameter lebih kecil karena busur lebih stabil dan mudah dikendalikan. Tips Praktis Saat Menggunakan Kawat Las RB-26 Sesuaikan Arus Listrik (Ampere) 2.6 mm: 60–90 A 3.2 mm: 90–130 A 4.0 mm: 130–160 A Jaga Sudut Elektroda – Idealnya 15–30° terhadap benda kerja. Kontrol Kecepatan – Jangan terlalu cepat agar penetrasi cukup, tapi hindari terlalu lambat agar tidak menumpuk. Gunakan Mesin yang Stabil – RB-26 bisa digunakan pada AC maupun DC, fleksibel untuk berbagai mesin las. Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Menggunakan kawat terlalu besar pada plat tipis → menyebabkan tembus atau distorsi. Menggunakan kawat terlalu kecil pada plat tebal → sambungan tidak kuat, penetrasi dangkal. Mengabaikan setelan ampere → hasil las berpori atau slag sulit terkelupas. Tidak memperhatikan kebersihan permukaan material → meskipun RB-26 mudah digunakan, kotoran tetap dapat mengurangi kualitas las. Pilih RB-26 Sesuai Kebutuhan Proyek Memilih ukuran kawat las RB-26 tidak bisa sembarangan. Faktor ketebalan plat, posisi pengelasan, dan jenis aplikasi harus dipertimbangkan agar hasil las kuat, rapi, dan efisien. Plat tipis → 2.6 mm Plat menengah → 3.2 mm Plat tebal → 4.0 mm Dengan memahami panduan ini, Anda bisa mendapatkan hasil pengelasan yang optimal. Untuk konsultasi teknis dan pemesanan kawat las RB-26 asli KOBELCO, hubungi PT Intan Pertiwi Industri sekarang juga.

Cara Menghitung Kebutuhan Kawat Las untuk Pipa dengan Tepat

Cara Menghitung Kebutuhan Kawat Las untuk Pipa

Panduan praktis cara menghitung kebutuhan kawat las untuk pipa baja. Ketahui rumus, estimasi, dan tips memilih kawat las pipa terbaik. Pengelasan pipa adalah pekerjaan yang menuntut ketelitian tinggi, baik dari sisi teknis maupun perencanaan material. Salah satu aspek penting yang sering diabaikan adalah perhitungan kebutuhan kawat las. Jika tidak dihitung secara akurat, material bisa kurang atau justru berlebih, yang akhirnya menambah biaya proyek. Artikel ini akan membahas cara menghitung kebutuhan kawat las untuk pipa dengan langkah-langkah sederhana, dilengkapi faktor teknis yang harus diperhatikan, hingga rekomendasi kawat las terbaik untuk aplikasi pipa. Mengapa Cara Menghitung Kebutuhan Kawat Las untuk Pipa Itu Penting? Menghitung kebutuhan kawat las untuk pipa bukan sekadar formalitas. Perhitungan ini memengaruhi efisiensi proyek secara keseluruhan. Dengan menghitung kebutuhan sejak awal, tim dapat memastikan stok kawat las sesuai dengan jumlah sambungan yang akan dikerjakan. Selain itu, perhitungan yang tepat membantu menghindari risiko kehabisan material di tengah pengerjaan. Dalam proyek besar seperti konstruksi pipa migas, keterlambatan akibat kekurangan material bisa berdampak pada jadwal kerja, biaya tambahan, dan bahkan penalti kontrak. Perhitungan kebutuhan kawat las juga penting untuk membuat estimasi biaya yang realistis pada tahap awal proyek. Sebelum menghitung kebutuhan kawat las untuk pipa, pahami dulu fungsi elektroda las karena jenis pelapis memengaruhi deposit rate, kestabilan busur, efisiensi pemakaian, dan akurasi perhitungan di lapangan. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Kawat Las pada Pipa Diameter dan Ketebalan Pipa Semakin besar diameter dan ketebalan pipa, semakin banyak logam las yang dibutuhkan untuk mengisi sambungan. Pada pipa berdinding tipis, kawat las yang diperlukan relatif lebih sedikit, sedangkan pipa berdinding tebal membutuhkan kawat las dalam jumlah lebih besar agar penetrasi sambungan kuat dan menyatu sempurna. Jenis Sambungan Las Pipa dan Posisi Pengelasan Jenis sambungan juga berpengaruh besar. Sambungan butt joint biasanya membutuhkan volume kawat las lebih banyak karena harus mengisi bevel di antara dua pipa. Fillet joint cenderung menggunakan kawat lebih sedikit. Posisi pengelasan pun berpengaruh. Pengelasan flat position umumnya lebih efisien, sedangkan pengelasan vertikal atau overhead membutuhkan kontrol lebih sulit sehingga konsumsi kawat bisa lebih tinggi. Efisiensi Proses dan Skill Welder Skill welder tidak bisa diabaikan. Welder yang berpengalaman mampu menjaga efisiensi penggunaan kawat dengan sedikit spatter dan hasil las yang konsisten. Sebaliknya, welder yang kurang terampil bisa menghasilkan waste lebih besar. Selain itu, efisiensi mesin las dan pengaturan parameter arus juga menentukan seberapa optimal kawat las digunakan. Rumus Dasar Cara Menghitung Kebutuhan Kawat Las untuk Pipa Menghitung kebutuhan kawat las dimulai dari menghitung volume logam las yang harus diisi, lalu dikonversi menjadi berat kawat las. Estimasi Volume Lasan pada Sambungan Pipa Volume lasan dapat dihitung dengan mengalikan keliling pipa, ketebalan pipa, dan faktor bevel. Keliling pipa dihitung dengan rumus π x OD, di mana OD adalah diameter luar pipa. Faktor bevel biasanya berada pada kisaran 1,2 hingga 1,5 tergantung sudut bevel yang digunakan. Sebagai contoh, pipa dengan OD 200 mm dan ketebalan 10 mm memiliki keliling 628 mm. Jika faktor bevel 1,2 maka volume lasan yang diperlukan adalah 628 x 10 x 1,2 = 7.536 mm³. Konversi Volume Lasan ke Berat Kawat Las Volume yang diperoleh kemudian dikonversi menjadi berat kawat las dengan mengalikan volume lasan dengan berat jenis baja, yaitu sekitar 7,85 g/cm³. Dari contoh di atas, volume 7.536 mm³ sama dengan 7,536 cm³. Hasil perkalian 7,536 x 7,85 adalah sekitar 59 gram kawat las untuk satu sambungan. Jika jumlah sambungan ada 100, maka kebutuhan kawat las total adalah 5,9 kg. Angka ini masih harus ditambah dengan faktor waste agar hasil lebih realistis. Cara Menghitung Kebutuhan Kawat Las untuk Pipa Menghitung kebutuhan kawat las untuk pipa adalah langkah penting sebelum memulai pekerjaan pengelasan, baik di proyek konstruksi, industri migas, maupun fabrikasi. Dengan perhitungan yang tepat, welder dan engineer dapat memperkirakan berapa banyak kawat las yang dibutuhkan, sehingga pengadaan material lebih efisien dan tidak ada pemborosan. 1. Tentukan Parameter Pipa yang Akan Dilas Beberapa data dasar yang harus diketahui: Diameter luar pipa (OD – Outside Diameter) Ketebalan dinding pipa (t) Panjang sambungan yang akan dilas (L) Jenis sambungan → butt joint, fillet joint, atau bevel. Parameter ini akan menentukan volume logam las yang harus diisi. 2. Hitung Volume Logam Las yang Dibutuhkan Rumus umum Keliling pipa: C = π × OD (mm) Volume las: V = C × t × k (mm³) Keterangan OD = outside diameter / diameter luar pipa (mm) t = tebal pipa (mm) k = faktor bevel (≈ 1,2 – 1,5, tergantung sudut bevel & gap) Contoh perhitungan OD = 200 mm t = 10 mm Ambil k = 1,2 Langkah: C = π × OD = 3,14 × 200 = 628 mm V = C × t × k = 628 × 10 × 1,2 = 7.536 mm³ Hasil: Volume logam las ≈ 7.536 mm³ per sambungan(= 7,54 cm³ jika dikonversi ke cm³) Catatan: Nilai k naik jika sudut bevel lebih besar atau ada root gap; gunakan rentang 1,2–1,5 sesuai desain kampuh. 3. Konversi Volume ke Berat Kawat Las Rumus umum Berat kawat (gram) = Volume las (cm³) × Berat jenis logam (g/cm³) Untuk baja karbon, ambil ρ ≈ 7,85 g/cm³. Konversi satuan 1 cm³ = 1.000 mm³ ⇒ V(cm³) = V(mm³) ÷ 1.000 Contoh (lanjutan dari sebelumnya) Volume las: 7.536 mm³ Ubah ke cm³: 7.536 ÷ 1.000 = 7,536 cm³ Berat jenis baja karbon: 7,85 g/cm³ Hitung berat per sambungan: Berat = 7,536 × 7,85 = 59,16 gram(≈ 59 gram per sambungan) Jika ada 100 sambungan: Total ≈ 59,16 g × 100 = 5.916 g = 5,92 kg(≈ 5,9 kg kawat las) Catatan praktis: angka di atas adalah teori volume. Di lapangan, kebutuhan bisa lebih besar tergantung efisiensi deposisi (SMAW ~60–70%, GMAW/FCAW ~80–90%), spatter, dan penggerindaan. Jika perlu, kalikan hasil akhir dengan faktor efisiensi yang sesuai. 4. Tambahkan Faktor Kehilangan (Waste Factor) Dalam praktiknya, selalu ada losses karena spatter, slag, atau kesalahan las. Biasanya ditambahkan 10–20% dari total kebutuhan. Dari contoh: 5,9 kg × 1,15 (waste 15%) = ± 6,8 kg kawat las 5. Sesuaikan dengan Jenis Kawat Las Untuk root pass → biasanya pakai kawat selulosa (misalnya KOBE-6010, KOBE-7010S). Untuk fill & cap pass → gunakan

8 Cara Memilih Ukuran Kawat Las yang Tepat

cara memilih ukuran kawat las yang tepat

Pelajari cara memilih ukuran kawat las yang tepat berdasarkan jenis material, proses pengelasan, dan kebutuhan arus. Panduan lengkap dan praktis dari intanpertiwi.co.id! Pendahuluan Dalam dunia pengelasan, memilih ukuran kawat las yang tepat adalah langkah fundamental untuk memastikan hasil las yang kuat, presisi, dan aman. Banyak teknisi, pekerja bengkel, hingga pelajar teknik kerap mengalami kendala saat menentukan kawat las yang sesuai dengan kebutuhan proyek mereka. Salah memilih ukuran bisa menyebabkan cacat las, pemborosan material, bahkan kegagalan struktural. Oleh karena itu, pemahaman yang komprehensif tentang cara memilih ukuran kawat las sangat penting agar pekerjaan las berjalan optimal dan efisien. Ukuran kawat las tidak bisa dipilih secara sembarangan. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, mulai dari jenis logam yang akan disambung, proses pengelasan yang digunakan, hingga arus listrik yang tersedia. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah demi langkah cara memilih ukuran kawat las yang paling sesuai dengan kebutuhan, lengkap dengan penjelasan teknis yang mudah dipahami. Cara Memilih Ukuran Kawat Las yang Tepat Menentukan ukuran kawat las yang tepat memerlukan pendekatan yang sistematis dan berdasarkan pertimbangan teknis. Berikut ini adalah panduan lengkapnya. 1. Identifikasi Material yang Dikerjakan Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui jenis material yang akan dilas. Apakah itu baja karbon, stainless steel, aluminium, atau logam lain. Setiap jenis logam memiliki karakteristik fisik dan kimia yang berbeda, sehingga memengaruhi kebutuhan ukuran kawat las. Sebagai contoh, untuk baja ringan atau pelat tipis, biasanya digunakan kawat las berdiameter kecil seperti 0.6 mm hingga 0.8 mm agar tidak menyebabkan pelat menjadi bolong atau deformasi. Sementara untuk baja tebal atau struktur berat, dibutuhkan kawat las yang lebih besar seperti 1.2 mm hingga 2.4 mm agar penetrasi las cukup dalam dan kuat. 2. Tentukan Proses Pengelasan Ukuran kawat las juga harus disesuaikan dengan jenis proses pengelasan yang digunakan. Beberapa proses umum seperti SMAW (Shielded Metal Arc Welding), GMAW (Gas Metal Arc Welding atau MIG), dan FCAW (Flux Cored Arc Welding) memiliki karakteristik berbeda dalam penggunaan kawat. Contohnya, pada proses MIG welding, kawat las berbentuk gulungan digunakan secara otomatis, sehingga pemilihan ukuran diameter lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengan pengaturan mesin. Sedangkan pada proses SMAW, pemilihan elektroda harus lebih cermat karena berkaitan langsung dengan teknik manual dan pengaruh pada hasil las. 3. Pilih Diameter Kawat Las Ukuran diameter kawat las biasanya dinyatakan dalam milimeter. Diameter ini menentukan jumlah logam yang dilelehkan dalam satu waktu, dan berpengaruh besar terhadap kecepatan serta hasil pengelasan. Berikut panduan umumnya: 0.6 mm hingga 0.8 mm: cocok untuk pekerjaan ringan atau pelat tipis 1.0 mm hingga 1.2 mm: ideal untuk logam dengan ketebalan sedang 1.6 mm hingga 2.4 mm: digunakan untuk logam berat atau struktur baja besar Pemilihan diameter harus disesuaikan dengan ketebalan material. Semakin tebal materialnya, semakin besar pula diameter kawat yang dibutuhkan untuk mencapai penetrasi sempurna. 4. Sesuaikan dengan Arus Pengelasan Setiap ukuran kawat las membutuhkan arus listrik tertentu agar bisa bekerja secara optimal. Jika arus terlalu besar untuk kawat kecil, kawat akan meleleh terlalu cepat dan menyebabkan cacat las. Sebaliknya, jika arus terlalu kecil untuk kawat besar, lelehan tidak akan cukup untuk menempel dengan baik. Misalnya, kawat 0.8 mm biasanya cocok digunakan dengan arus 50 hingga 90 ampere, sedangkan kawat 1.2 mm membutuhkan arus 100 hingga 200 ampere tergantung pada jenis prosesnya. Pastikan mesin las kamu memiliki pengaturan arus yang bisa menyesuaikan dengan kawat yang digunakan. 5. Pertimbangkan Posisi Pengelasan Posisi pengelasan juga memengaruhi pemilihan ukuran kawat las. Untuk pengelasan di posisi vertikal atau overhead, kawat dengan diameter lebih kecil seringkali lebih mudah dikendalikan dan menghasilkan lelehan yang tidak mudah jatuh. Sebaliknya, pada posisi pengelasan datar, kamu bisa menggunakan kawat dengan diameter lebih besar karena gravitasi membantu menjaga bentuk lelehan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui posisi kerja sebelum menentukan ukuran kawat. 6. Perhatikan Jenis Pelapisan Elektroda (Untuk SMAW) Bagi kamu yang menggunakan metode SMAW atau las busur manual, perhatikan jenis pelapisan pada elektroda. Pelapis ini tidak hanya berfungsi melindungi logam dari oksidasi, tapi juga memengaruhi stabilitas busur, bentuk lelehan, dan pengaruh terhadap ukuran arus. Beberapa jenis pelapis elektroda seperti selulosa, rutil, atau dasar memiliki kebutuhan arus dan teknik pengelasan yang berbeda. Misalnya, elektroda rutil lebih ramah pemula dan menghasilkan percikan yang sedikit, sedangkan elektroda dengan pelapis dasar lebih cocok untuk pekerjaan berat dan posisi sulit. 7. Konsultasikan dengan Spesifikasi Teknis Setiap proyek pengelasan biasanya memiliki standar teknis tertentu yang harus diikuti. Misalnya pada pekerjaan konstruksi, pipeline, atau industri otomotif, ukuran kawat las harus mengikuti standar AWS (American Welding Society) atau SNI (Standar Nasional Indonesia). Membaca lembar data teknis (Welding Procedure Specification atau WPS) bisa memberikan informasi yang sangat berguna tentang ukuran kawat yang direkomendasikan untuk jenis pekerjaan tersebut. Jika tersedia, konsultasikan dengan teknisi ahli atau insinyur pengelasan. 8. Uji Coba Sebelum Digunakan Setelah menentukan ukuran kawat las, penting untuk melakukan uji coba terlebih dahulu pada bahan yang sejenis. Tujuannya untuk memastikan apakah arus, kecepatan pengelasan, dan hasil lelehan sudah sesuai dengan yang diharapkan. Uji coba ini juga membantu mengidentifikasi potensi cacat seperti porositas, undercut, atau crack yang bisa muncul akibat ukuran kawat yang tidak tepat. Jangan ragu untuk melakukan beberapa penyesuaian kecil sebelum masuk ke pengelasan utama. Kesimpulan Memilih ukuran kawat las yang tepat bukan sekadar perkara teknis, tapi juga berkaitan langsung dengan kualitas dan keamanan hasil pengelasan. Dengan memahami karakteristik material, jenis proses pengelasan, hingga kebutuhan arus dan posisi kerja, kamu bisa menentukan ukuran kawat yang paling sesuai. Langkah-langkah yang telah dibahas di atas bisa dijadikan panduan praktis agar pekerjaan las berjalan efisien dan menghasilkan sambungan yang kuat. Jangan lupa untuk selalu mengacu pada spesifikasi teknis proyek dan melakukan uji coba sebelum pengelasan utama dilakukan. Kalau kamu butuh rekomendasi kawat las berkualitas tinggi atau ingin konsultasi seputar kebutuhan material las untuk proyek kamu, langsung aja hubungi kami di intanpertiwi.co.id. Di sini kamu bisa dapetin berbagai produk dan solusi pengelasan terpercaya yang udah banyak dipakai di berbagai industri. Artikel ini dibuat khusus buat bantu kamu makin percaya diri dan tepat dalam setiap langkah pekerjaan pengelasan. Semoga bermanfaat ya!

Tipe Kawat Las Berdasarkan Kodenya

Tipe Kawat Las Berdasarkan Kodenya

Yuk cari tahu tipe kawat las berdasarkan kodenya, mulai dari E6010 sampai E7018. Pahami fungsi tiap tipe dan temukan kawat las berkualitas di intanpertiwi.co.id lewat kontak yang tersedia! Dalam dunia pengelasan, pemilihan kawat las bukan perkara sepele. Salah pilih jenis kawat bisa berakibat pada hasil las yang kurang kuat, tidak rapi, bahkan bisa membahayakan struktur. Salah satu cara paling mudah untuk mengenali karakteristik kawat las adalah dengan memahami kode angka yang tertera di badan kawat atau pada kemasannya. Nah, dari sinilah muncul topik yang cukup penting, yaitu tipe kawat las berdasarkan kodenya. Kode seperti E6010, E7018, dan sejenisnya bukan sekadar angka acak. Setiap digit punya arti yang menjelaskan kekuatan tarik, posisi pengelasan, jenis arus, dan karakteristik lainnya. Artikel ini bakal mengupas tuntas macam-macam tipe kawat las yang umum digunakan di industri, disertai dengan penjelasan yang sederhana dan mudah dicerna. Jadi, cocok buat teknisi, mahasiswa teknik, hingga pelaku industri yang pengen memahami lebih dalam tentang dunia pengelasan. Tipe Kawat Las Berdasarkan Kodenya Di bawah ini adalah beberapa tipe kawat las yang sering digunakan, lengkap dengan penjelasan fungsi dan ciri khasnya masing-masing. Dengan memahami kode dan peruntukannya, kamu bisa menentukan kawat yang paling cocok untuk jenis pengelasan yang sedang kamu kerjakan. 1. Kawat Las E6010 Kawat las ini terkenal karena kemampuannya menembus karat, cat, dan kotoran ringan pada permukaan logam. Angka 60 menunjukkan kekuatan tarik sebesar 60.000 psi, sedangkan angka 1 berarti bisa digunakan di semua posisi pengelasan. Angka terakhir 0 menunjukkan jenis arus yang digunakan, yaitu arus searah (DC) saja. Kelebihan E6010 terletak pada penetrasi yang dalam, cocok digunakan untuk pengelasan root pass, terutama di pipa atau sambungan struktural. Kekurangannya, kawat ini cukup menantang untuk digunakan karena percikan lasnya cukup banyak dan sulit dikendalikan jika belum terbiasa. 2. Kawat Las E6011 Sekilas mirip dengan E6010, tapi bedanya E6011 bisa digunakan pada arus bolak-balik (AC) maupun searah (DC). Kode 1 di tengah tetap menunjukkan fleksibilitas posisi, sedangkan 1 di akhir menunjukkan arus AC-DC. E6011 sangat cocok digunakan pada pekerjaan lapangan yang butuh fleksibilitas tinggi, seperti pengelasan rangka baja atau struktur luar ruangan yang tidak ideal kondisinya. Kawat ini juga punya penetrasi yang dalam dan menghasilkan sambungan yang kuat, walaupun tetap menghasilkan percikan yang cukup banyak. 3. Kawat Las E6012 Tipe ini punya karakteristik seimbang antara penetrasi dan kontrol. Masih dengan kekuatan tarik 60.000 psi, angka 2 menunjukkan kawat ini cocok digunakan untuk posisi datar atau fillet welding secara horizontal. E6012 menghasilkan slag yang mudah dibersihkan dan busur yang stabil. Cocok untuk pekerjaan fabrikasi umum yang tidak terlalu menuntut kekuatan ekstrim, seperti sambungan ringan atau pengelasan baja tipis. 4. Kawat Las E6013 Kalau kamu baru belajar ngelas, kemungkinan besar kamu akan dikenalkan dengan kawat ini. E6013 terkenal sebagai kawat serbaguna yang sangat ramah pengguna. Bisa digunakan di semua posisi, cocok untuk AC dan DC, dan busurnya halus serta minim percikan. Kawat ini biasanya digunakan untuk pengelasan baja karbon rendah, plat tipis, dan pekerjaan ringan lainnya. Kekuatannya tetap di angka 60.000 psi, dengan kontrol yang mudah dan hasil las yang rapi. Cocok buat bengkel kecil, pelatihan las, dan proyek skala kecil hingga menengah. 5. Kawat Las LB52U atau E7018 Kalau kamu butuh hasil las yang kuat dan tahan lama, E7018 atau LB52U adalah pilihan utama. Dengan kekuatan tarik sebesar 70.000 psi, kawat ini cocok buat struktur berat seperti jembatan, tangki, dan konstruksi berat lainnya. Kode 1 di tengah tetap menunjukkan kemampuan untuk dipakai di semua posisi, sementara angka 8 menunjukkan kawat ini punya lapisan flux berbahan dasar low hydrogen dan cocok untuk arus AC atau DC. Keunggulan E7018 ada pada kualitas las yang bersih, kuat, dan minim retakan. LB52U adalah versi branded dari E7018 yang biasa digunakan di proyek-proyek berskala besar. Hasil lasnya kuat, tahan korosi, dan minim cacat. Tapi, kawat ini butuh kondisi penyimpanan yang ketat, karena sensitif terhadap kelembaban. 6. Kawat Las E7024 Jenis kawat ini dirancang khusus untuk pekerjaan pengelasan datar atau fillet horizontal yang butuh kecepatan tinggi. Kode 7024 berarti kekuatan tarik 70.000 psi, posisi hanya datar dan horizontal, dan angka terakhir menunjukkan jenis flux yang memungkinkan kecepatan tinggi dan pengisian besar. E7024 sering digunakan pada pekerjaan fabrikasi besar yang memerlukan efisiensi waktu, seperti struktur baja berat, pengelasan rangka besar, atau tangki. Kekurangannya, kawat ini tidak cocok untuk posisi vertikal atau overhead karena beratnya. Kesimpulan Memahami tipe kawat las berdasarkan kodenya bukan cuma soal hafalan angka, tapi juga tentang gimana kamu bisa kerja lebih efisien, aman, dan hasil lasnya makin kuat. Setiap kode punya arti penting—mulai dari kekuatan tarik, posisi pengelasan, sampai jenis arus listrik yang dipakai. Semakin kamu paham kodenya, semakin gampang juga menentukan kawat las yang paling cocok buat kebutuhan proyek kamu. Kalau kamu lagi cari kawat las yang berkualitas dan sesuai standar industri, langsung aja hubungi kami di intanpertiwi.co.id. Di sini tersedia berbagai pilihan kawat las lengkap yang bisa kamu pesan dengan mudah. Hubungi kontak yang tersedia  buat dapetin info lebih lanjut dan konsultasi langsung sebelum beli. Yuk, pastiin kebutuhan pengelasan kamu ditangani oleh penyedia terpercaya!

Langkah-Langkah Proses Welding yang Benar dan Aman

ilustrasi langkah - langkah proses welding

Intanpertiwi.co.id – Ingin tahu langkah-langkah proses welding yang benar dan aman? Simak panduan lengkap dan praktis ini untuk pemula hingga profesional agar hasil las lebih kuat dan berkualitas. Dalam dunia teknik dan industri manufaktur, welding atau pengelasan bukanlah sekadar aktivitas menyambung logam. Proses ini menuntut ketelitian, keterampilan, dan pemahaman mendalam terhadap prosedur yang tepat. Itulah kenapa memahami langkah-langkah proses welding menjadi hal yang sangat penting, baik untuk pemula maupun profesional di bidang teknik. Banyak orang mengira proses pengelasan hanya soal menyalakan mesin dan mulai menyambung material. Padahal kenyataannya, ada serangkaian tahap yang harus dilakukan secara sistematis dan aman agar hasilnya kuat, presisi, dan tahan lama. Mulai dari persiapan awal, pemilihan alat, hingga pemeriksaan hasil akhir dan semuanya memiliki peran krusial dalam menentukan kualitas sambungan las. Apa Itu Welding? Welding atau pengelasan adalah proses penyambungan dua atau lebih material, biasanya logam, dengan cara melelehkan bagian-bagian yang akan disambung menggunakan panas tinggi. Hasilnya membentuk satu kesatuan yang kuat dan permanen. Dalam dunia teknik dan manufaktur, pengelasan menjadi metode vital karena mampu menghasilkan sambungan yang kokoh dan presisi. Fungsi dan Manfaat Welding dalam Industri Welding memiliki peran penting dalam berbagai sektor industri, mulai dari konstruksi, otomotif, perkapalan, hingga manufaktur alat berat. Tanpa proses ini, pembangunan jembatan, rangka kendaraan, hingga peralatan mesin berat akan sangat sulit dilakukan. Manfaatnya tidak hanya soal kekuatan sambungan, tetapi juga efisiensi dan efektivitas produksi. Persiapan Awal Sebelum Proses Welding Dimulai Menyiapkan Alat dan Bahan yang Dibutuhkan Sebelum masuk ke langkah-langkah proses welding, hal paling mendasar yang harus dilakukan adalah mempersiapkan semua peralatan dan material. Peralatan umum meliputi mesin las, kabel massa, elektroda atau kawat las, palu chip, kuas baja, dan tang las. Pastikan semua dalam kondisi baik dan siap digunakan. Pemeriksaan Keselamatan dan Alat Pelindung Diri (APD) Keselamatan dalam welding bukan hal yang bisa ditawar. Gunakan selalu APD seperti helm las, sarung tangan tahan panas, apron kulit, sepatu safety, dan kaca mata pelindung. Cek juga ventilasi ruangan jika kamu bekerja di area tertutup. Kecelakaan kerja bisa diminimalisir dengan persiapan dan perlengkapan keselamatan yang tepat. Menentukan Jenis Welding yang Sesuai Ada berbagai jenis metode welding seperti SMAW (Shielded Metal Arc Welding), GMAW (Gas Metal Arc Welding), GTAW (TIG), dan FCAW (Flux Cored Arc Welding). Pemilihan metode tergantung dari jenis material, ketebalan, lokasi kerja, hingga hasil akhir yang diinginkan. Pilih yang paling cocok dengan proyek yang sedang kamu kerjakan. Langkah-Langkah Proses Welding Langkah-langkah proses welding wajib dipahami secara urut dan tepat agar hasil sambungan tidak hanya kuat tetapi juga memenuhi standar keamanan dan mutu. Berikut tahapan detail yang bisa kamu ikuti: 1. Pembersihan Permukaan Material Langkah pertama adalah membersihkan area yang akan dilas dari kotoran, karat, minyak, atau cat. Gunakan sikat baja atau alat pembersih lain untuk memastikan permukaan bersih. Ini penting untuk menghasilkan penetrasi las yang optimal dan menghindari cacat sambungan. 2. Pengaturan Posisi Kerja dan Jig Posisi kerja sangat mempengaruhi kenyamanan dan hasil pengelasan. Pastikan posisi material stabil dan sesuai dengan jenis sambungan (misalnya horizontal, vertikal, overhead). Gunakan jig atau penjepit untuk menahan material agar tidak bergeser saat proses pengelasan berlangsung. 3. Setting Parameter Mesin Welding Atur parameter mesin las seperti arus listrik, tegangan, dan kecepatan kawat sesuai spesifikasi material dan metode las yang digunakan. Kesalahan dalam pengaturan bisa menyebabkan lasan retak, porositas, atau tidak melekat sempurna. Pastikan juga elektroda atau kawat dalam kondisi kering dan bebas dari kelembapan. 4. Proses Penyambungan Material (Melakukan Pengelasan) Saat proses dimulai, fokus dan konsentrasi sangat dibutuhkan. Arahkan busur las dengan stabil dan konsisten. Perhatikan suara dan percikan api sebagai indikator apakah las berjalan dengan baik. Teknik gerakan tangan juga memengaruhi hasil, jadi pelajari teknik seperti weaving atau stringer sesuai kebutuhan. 5. Pemeriksaan Hasil Las dan Finishing Setelah selesai, periksa hasil sambungan secara visual. Lakukan finishing dengan membersihkan slag atau kerak las menggunakan palu chip dan kuas baja. Jika perlu, lakukan pengujian NDT (Non Destructive Test) untuk memastikan kualitas hasil las tidak ada retakan atau cacat dalam. Tips dan Trik Agar Proses Welding Lebih Maksimal Kesalahan Umum Saat Welding yang Harus Dihindari Beberapa kesalahan umum yang sering terjadi antara lain: terlalu cepat atau lambat dalam menggerakkan elektroda, salah memilih jenis las, permukaan material tidak dibersihkan, dan kurangnya latihan teknik. Semua kesalahan ini bisa menyebabkan sambungan lemah atau cacat. Cara Merawat Peralatan Welding agar Awet Peralatan welding juga perlu perawatan berkala. Bersihkan mesin dan kabel setelah digunakan, simpan elektroda di tempat yang kering, dan periksa kondisi kabel secara rutin. Investasi alat mahal bisa rusak dalam waktu singkat jika tidak dirawat dengan benar. Teknik Kontrol Suhu dan Kecepatan Las Kontrol suhu sangat penting untuk mencegah overheat pada material. Gunakan arus sesuai standar dan sesuaikan kecepatan las agar penetrasi tepat. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memengaruhi kekuatan hasil las. Sudah Siap Praktik Welding dengan Benar? Proses welding bukan sekadar menyambung logam. Dibutuhkan persiapan matang, pemilihan metode yang sesuai, serta penguasaan teknik dan alat. Mulai dari membersihkan material hingga pemeriksaan akhir, semua harus dilakukan dengan hati-hati. Kemampuan welding tidak hanya datang dari teori, tapi juga jam terbang. Semakin sering berlatih, semakin mahir dan percaya diri saat mengerjakan proyek sesungguhnya. Jangan ragu untuk mencoba berbagai teknik dan terus belajar dari pengalaman. Butuh Kawat Las Berkualitas? Kalau kamu butuh kawat las berkualitas atau ingin konsultasi tentang proyek las, kamu bisa langsung hubungi tim kami di intanpertiwi.co.id. Kami siap bantu kamu dari pengadaan alat sampai dukungan teknis. Jangan ragu, klik sekarang dan ngobrol bareng tim Intan Pertiwi untuk solusi pengelasan yang profesional dan terpercaya.

Sertifikat ISO

ISO 9001:2015

ISO 14001:2015

© 2025, PT. Intan Pertiwi Industri | Semua Hak Cipta Dilindungi.

Social Sticky